Chriswanto Santoso, Ketum LDII: Diklat Dai LDII Jawa Timur adalah Untuk Upgrade Ilmu.

Surabaya : DPW LDII Jawa Timur melaksanakan Diklat Dai dengan memberikan tambahan wawasan kebangsaan di dalamnya, yang diselenggarakan di Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Surabaya, Sabtu (18/6/2022).

Hal ini dinilai penting sebab sekarang ini dalam menyiarkan agama Islam seorang Dai tidak hanya harus memiliki bekal wawasan agama namun juga wawasan luas termasuk dalam kebangsaan.

Menurut Chriswanto Santoso Ketua Umum (Ketum) LDII, menjadi juru dakwah yang disampaikan tidak hanya kitab-kitab yang ada di Pondok tapi juga seorang Dai bisa mempelajari lingkungan dan sosial masyarakat sehingga bisa melakukan penyesuaian tanpa melanggar agama dan tercipta kondusivitas.

"Dulu waktu saya ketika menjadi ketua di Jawa Timur, saya laksanakan pertama kali, tujuannya agar para dai ini upgrade sehingga kita lihat, kebutuhan negara itu apa, umat apa, kebutuhan masyarakat itu apa, sehingga bisa menyesuaikan," ungkap Chriswanto disela kegiatan Diklat Dai angkatan VII

Dikatakan Chriswanto pentingnya upgrade ilmu menjadi hal penting. Menurutnya mungkin saja dakwah di tahun 80-an tidak cocok dan bisa menimbulkan friksi, karena itu dalam kesempatan ini, pihaknnya juga sengaja menghadirkan pimpinan Pondok Pesantren supaya bisa lebih paham dan bisa disampaikan ke santri-santrinya.

Sementara itu Ketua Panitia Didik Eko Putro, menambahkan pada Diklat Dai kali ini diikuti 150 peserta perwakilan dari 38 DPD LDII kabupaten/kota serta diikuti lebih dari 1.000 peserta daring yang tersebar di Jawa Timur.

Didik menambahkan Diklat Dai amanat DPP LDII agar menerapkan dakwah yang santun dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut selaras dengan program Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang memprioritaskan moderasi beragama. 

"Moderasi beragama merupakan sebuah upaya menjaga toleransi dan menerima perbedaan sehingga tidak menimbulkan perselisihan," imbuh Didik.

Sedangkan Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi mengatakan peningkatan juru dakwah merupakan bagian dari Delapan Klaster Program LDII. Salah satunnya di bidang keagamaan. 

“Namun demikian, karena kita umat Islam yang tinggal di Indonesia maka kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa lebih utama,” tutur KH Amrodji.

KH Amrodji lebih merinci Delapan Klaster Program LDII yakni kebangsaan, keagamaan, pendidikan karakter, ekonomi syariah, kesehatan alami atau herbal, ketahanan pangan dan lingkungan hidup, teknologi digital serta energi baru terbarukan.

Hajatan tahunan ini mengundang sejumlah narasumber. Diantaranya Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakankemenag) Jawa Timur, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Guru Besar UIN KH Achmad Siddiq Jember, serta Pengasuh Ponpes Al-Ubaidah Kertosono. Peserta Diklat Dai juga mendapatkan pengarahan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. 

أحدث أقدم
sidoarjofile.com - Menguak Yang Tersembunyi